Minggu, 11 Desember 2016

Koreksi Geometrik Citra (Pansharpen Citra-2)

Koreksi Geometrik
2. Image Fusion untuk data citra bundle
Image fusion (pansharpen) adalah menggabungkan dua image yang berbeda resolusi spasial dan spektral menjadi satu image yang memiliki tampilan serta resolusi yang lebih baik.

Ilustrasi Image Fusi
 Beberapa metode fusi citra yang dikenal adalah:
  • Teknik High pass filtering
  • Berdasarkan IHS transform
  • Berdasarkan PCA (Principal Component Analysis)
  • Teknik Wavelet transform
  • Teknik pair-wise spatial frequency matching
Metodologi standar dalam fusi citra yang didasarkan pada transformasi Red-Green-Blue (RGB) ke Intensity-Hue-Saturation (IHS) memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengubah ukuran resolusi rendah citra multispektral dengan ukuran yang sama dengan citra pankromatik.
b. Merubah R, G dan B band dari citra multispektral menjadi komponen IHS.
c. Memodifikasi citra pankromatik sehubungan dengan citra multispektral. Hal ini biasanya dilakukan oleh histogram matching citra pankromatik dengan komponen intensitas dari citra multispektral sebagai referensi.
d. Mengganti komponen intensitas dengan citra pankromatik dan melakukan transformasi inverse untuk memperoleh resolusi tinggi citra multispektral.
Catatan :
Fusi image dilakukan setelah proses assembly untuk semua jenis citra dari setiap scene sehingga terbentuk scene citra komposit yang memiliki resolusi tinggi dan berwarna, baru kemudian citra hasil fusi ini dilakukan perencanaan desain GCP/ICP untuk pengukuran.

Proses pansharp menggunakan PCI Geomatica :
>> Setelah membuat project  baru (red: point a-b assembly citra). Pilih tools seperti dibawah ini.
>> Masukkan citra hasil assembly.
Multispectral image : citra multispektral (menggunakan format DIM dikarenakan hanya R1C1)
Panchromatic image : citra pankromatik (menggunakan hasil assembly citra pankro)
Output filename : simpan pada direktori yang diinginkan
>> Hasil pansharpen akan menghasilkan resolusi 0,5 m sesuai resolusi spasial citra pankromatik namun secara tampilan akan berwarna (tidak grayscale).
Daftar pustaka :
https://petacitraku.wordpress.com/2014/05/23/pengolahan-citra-satelit-resolusi-tinggi/ 

Jumat, 09 Desember 2016

Koreksi Geometrik Citra (Assembly Citra-1)

Setelah mengetahui riwayat citra yang kita gunakan (red : Cara Lihat Riwayat Perekaman Citra WorldView/ Quickbird (1)). Citra yang diperoleh, baik secara archive maupun tasking akan dilakukan proses pengolahan awal citra yang meliputi koreksi radiometrik dan koreksi geometrik. Pada postingan kali ini akan berbagi cerita mengenai koreksi geometrik.
Koreksi Geometrik
Proses ini diawali dengan :
1. Assembly Data Citra

Image assembly adalah proses penggabungan tile-tile data citra yang didapatkan dari vendor, sehingga membentuk satu page produk sesuai dengan seri scene data citra. Pada satu folder biasanya terdiri dari tile citra pankromatik dan tile multispektral.

Catatan :
Proses assembly ini harus ada data orbital/ model kamera (RPB).


Proses assembly image menggunakan PCI Geomatica :
a. Buka OrthoEngine 2015 dan buat projectnya. Kali ini saya menggunakan citra satelit Pleiades.
b. Proyeksikan sistem koordinat sesuai daerah citra yang digunakan serta output pixel yang diinginkan. Karena saya akan menggabungkan tile citra pankromatik Pleiades maka saya mengisikan 0,5 m.
      


c. Proses assembly.


Number of rows/colums : lihat row dan column pada data diatas (red : R1C1, R1C2)
Sample tiles : pilih format tif dari salah satu tile citra (misalkan R1C1)
Output : simpan pada direktori yang diinginkan
 

d. Hasil assembly citra pankromatik (jadi satu file). Untuk assembly citra multispektral langkah yang dilakukan sama hanya berbeda pada output spacing yang digunakan.

Setelah dilakukan penggabungan tiles masing-masing citra (pankromatik dan multispektral), tahapan selanjutnya Image Fusion/ Pansharpening. (red: postingan selanjutnya 😀 )
Daftar pustaka :
https://petacitraku.wordpress.com/2014/05/23/pengolahan-citra-satelit-resolusi-tinggi/ 

Selasa, 18 Oktober 2016

Level Basic vs Standard Citra ?

Pembelajaran kemarin sore, ketika kakak tingkat saya menjelaskan mengenai level basic dan standard citra yang diperoleh dari LAPAN. Sebagai pengingat saya pada akhirnya saya tuliskan pada blog ini berdasarkan bahasa sendiri karena saya termasuk orang awam dalam hal penginderaan jauh.
Citra Level Basic
Citra Level Standard
- Areanya lebih luas.
- Belum dilakukan koreksi radiometrik, geometrik dll (masih asli citra).
- Koordinat masih lari kemana-mana (masih belum tepat).
- Pengadaan citra lebih besar (lebih mahal dibandingkan dengan level standard).
- Areanya lebih kecil.
- Sudah dilakukan koreksi radiometrik, geometrik dll.
- Koordinat mendekati koordinat sebenarnya.
- Pengadaan citra lebih kecil.
Berdasarkan deskripsi diatas, semua kembali kepada kebutuhan pekerjaan.
Citra Level Basic
Citra Level Standard
Mendapatkan wilayah luas dan hasil lebih baik untuk proses orthorektifikasi.
Cocok untuk AOI yang mayoritas terbangun dari segi biaya.

Apabila AOI kecil/ terbatas dan mayoritas bukan lahan terbangun bisa menggunakan citra ini, biaya lebih ekonomis.
Sebelumnya minta maaf penjelasaan kurang lengkap dan apabila ada kritik/saran bisa ditambahkan pada kolom komentar.

Rabu, 05 Oktober 2016

Persebaran titik GCP dan ICP dan Uji Ketelitian Peta Dasar Perka BIG (2)

Identifikasi Titik Kontrol Tanah dan Titik Uji Akurasi untuk menentukan distribusi titik kontrol dan titik uji yang tersebar merata pada area pekerjaan. 
a.    Titik Kontrol Tanah
Titik  ini  merupakan  titik  kontrol  tanah  yang  digunakan  dalam  koreksi  citra  orthorektifikasi.  Syarat penentuan sebaran titik kontrol tanah adalah sebagai berikut:
o    Pada sisi perimeter area citra
o    Pada tengah area/scene
o    Pada wilayah perbatasan/overlap scene citra
o    Tersebar secara merata dalam area citra
o    Menyesuaikan kondisi terrain 
b.    Uji Akurasi
Titik Uji Akurasi titik kontrol tanah yang akan digunakan sebagai titik uji hasil orthorektifikasi. Syarat persebaran ICP adalah obyek  yang  digunakan  sebagai  titik  uji  harus  memiliki sebaran  yang  merata  di  seluruh  area  yang akan diuji.
Jumlah titik uji untuk mendapatkan ketelitian dengan tingkat kepercayaan 90% ditunjukkan pada Tabel dibawah ini.

Jumlah titik uji untuk ketelitian geometri bertambah sejumlah 5 titik untuk setiap penambahan luasan sebesar 250 km².
Ilustrasi Sebaran Titik GCP dan ICP
Syarat penentuan objek untuk titik kontrol (GCP maupun ICP) adalah sbb:
•    Obyek yang dijadikan GCP harus dapat diidentifikasi secara jelas dan akurat pada citra dalam resolusi tersebut.
•    Obyek harus berada pada permukaan tanah.
•    Obyek bukan merupakan bayangan.
•    Obyek tidak memiliki pola yang sama.
•    Obyek merupakan permanen dan diam serta diyakini tidak akan mengalami perubahan atau pergeseran pada saat pengukuran GNSS.
•    Bentuk obyek harus jelas dan tegas.
•    Warna obyek harus kontras dengan warna disekitarnya.
•    Terdapat akses menuju lokasi GCP.
•    Bangunan dapat dipilih menjadi objek titik kontrol tanah dengan syarat adalah sebagai berikut:
     - Tidak ada objek lain selain bangunan  
     - Merupakan bangunan konkrit / bukan bangunan sementara
     - Bukan bangunan bertingkat. Ketinggian bangunan maksimal 3 meter.
     - Objek yang diukur merupakan sudut atap dan bukan sudut tembok bagian dalam bangunan.

Berdasarkan  Peraturan  Kepala  Badan  Informasi  Geospasial  Nomor  15  Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar, ketelitian peta dasar meliputi ketelitian geometri.
Ketelitian Geometri adalah nilai yang menggambarkan ketidakpastian koordinat posisi suatu  objek  pada  peta  dibandingkan  dengan  koordinat  posisi  objek  yang  dianggap posisi sebenarnya.
Langkah-langkah uji akurasi :
-    Interpretasi  hasil  survey  titik  ICP  pada  citra satelit  hasil  orthorektifikasi.

 -    Memasukkan  koordinat  ICP  hasil  pengukuran,  koordinat  ICP  hasil  interpretasi  pada  citra satelit dan jarak antara titik ICP hasil pengukuran dengan titik ICP hasil interpretasi ke dalam Tabel atau Formulir  Uji  Akurasi. Hitungan excell uji akurasi/ketelitian geometri dapat didownload disini.

-    Formulir diatas merupakan perhitungan uji akurasi menggunakan 14 titik ICP menghasilkan Akurasi Horisontal 1.027 m dengan tingkat kepercayaan 90% (CE: 1.5175) >> masuk kedalam ketelitian peta RBI skala 1:5.000 (kelas 3).

Sumber :
BIG. 2014. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar. Cibinong.-Bogor
BIG. Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruang. Cibinong.-Bogor

Rabu, 28 September 2016

Cara Lihat Riwayat Perekaman Citra WorldView/ Quickbird (1)

Ketika mengambil tugas akhir yang berbau dengan citra, pasti akan disarankan oleh dosbing untuk mengetahui riwayat perekaman citra.
Nah gi mana caranya? Cara untuk mengetahui sumber data citra pun ada banyak tergantung dengan jenis cerita yang digunakan.
Postingan kali ini, saya berbagi cara untuk mengetahui riwayat citra WorldView/ QuickBird.
Pada dasarnya citra WorldView/ Quickbird sama saja. Kita dapat mengetahui informasi :
1.    Resolusi Spasial
2.    Informasi Parameter Orbit
3.    Tahun Akuisisi Data
4.    Sudut Pengambilan
5.    Tutupan Awan (pada riwayat citra Pleiades point 5 ini tidak dapat kita ketahui)

Berikut langkah-langkahnya :

 a.    Informasi parameter orbit dan folder raw citra (sumber data mentah)
Informasi parameter orbit satelit dan parameter sensor (dapat berupa parameter fisik orbit dan parameter fisik sensor/RPC)
 Pada file ekstensi .RPB kita dapat mengetahui citra yang digunakan. Misalkan pada contoh diatas “QB02” yang berarti QuickBird-2.
b.    Resolusi spasial, tahun akuisisi data, sudut pengambilan/offnadir, tutupan awan (cloud cover).
    Untuk pembuatan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) setidaknya memiliki ketentuan sebagai berikut :
    •    Resolusi Spasial 
    Citra satelit resolusi tinggi yang digunakan memiliki resolusi spasial ≤ 0.65 meter. 
    •    Tahun akuisisi data
    Tahun akuisisi citra satelit resolusi tinggi ≤ 2 tahun namun masih dapat dipertimbangkan menyesuaikan dengan kondisi dan perkembangan daerah.
    •    Sudut Pengambilan
    Sudut pengambilan pada saat akuisisi data sebesar ≤ 20 derajat pada saat kondisi nadir (tegak lurus terhadap bumi)
    •    Tutupan Awan
    Tutupan awan ≤ 10 % dan tidak menutupi objek-objek penting seperti fasilitas sosial, fasilitas umum, perkantoran pemerintah, kawasan industri, dll.

Resolusi spasial, tahun akuisisi data, Offnadir, dan tutupan awan (cloud cover) dapat dilihat pada file dengan ekstensi .IMD dan dapat dibuka dengan menggunakan notepad.
Misalkan pada gambar diatas dapat disimpulkan :
Sudut Kemiringan = 17,4 derajat
Waktu Perekaman = 02-09-2012
Tutupan Awan = 0,231 ( 23,1 %)
Resolusi spasial = 0,6 m

Jumat, 29 April 2016

Citra Resolusi Tinggi Gratis??

Bagaimana cara mendapatkan citra resolusi tinggi secara gratis (free)?
Sedangkan diluaran harga citra resolusi tinggi (quickbird, ikonos, geo-eye dll) tidak bersahabat dengan kantong mahasiswa.
Postingan kali ini berhubungan dengan postingan saya sebelumnya mengenai ‘pemetaan partisipatif’ dimana salah satu tahap awalnya adalah mempersiapkan citra.
Ada banyak software untuk mendownload citra satelit (free) misalnya  Google Satelitte Maps Downloader, Terra Incognita dll. Terkadang muncul masalah hasil citra yang kita download belum ter-georeference.
Saya akan berbagi mengenai download citra menggunakan SASPlanet. Saya rasa software ini cukup flexibel untuk digunakan karena kita dapat menentukan proyeksinya.
SASPlanet memiliki banyak jenis citra mulai dari googgle maps, bing, here, google earth dll dimana citra yang akan kita download berasal dari (tersusun) citra resolusi tinggi dan resolusi menengah (landsat, aster, spot dll).
Kelemahannya citra yang ada untuk tahun tertentu saja (red : namanya juga gratisan). Namun hasil citra yang didapat sudah cukup bagus (resolusi citra mampu dipertahankan sesuai citra aslinya).

Cara download secara garis besar seperti dibawah ini :
1. Menentukan daerah yang akan didownload dan citra (basemap)
Gambar 1. Area yg ingin didownload (atas) dan jenis citra (bawah)
2. Sebelum download citra, lebih baik melakukan download tiles. Download tiles akan menscreening area yang didownload agar citra yang kita dapat tidak buram, selain itu untuk mengetahui apakah area tersebut dapat didownload sesuai zoom yang kita inginkan.
Gambar 2. Download Tiles 
3. Setelah itu download citra yang diinginkan
  Gambar 3. Jenis proyeksi peta (atas) dan Checklist tab download (bawah)
Keterangan 
Output : jenis outputnya bisa tiff, ecw, jpeg dll
Save to : folder penyimpanan 
Map : jenis citra yang diinginkan (basemap)
Overlay layer : Citra kedua pendukung citra basemap
Zoom : zoom yang diinginkan. semakin besar zoom, semakin besar juga kapasitas citra yang didownload
Projection : jenis proyeksinya (bisa geografis/ UTM)
Quality : kualitas citra yang diinginkan (dalam persen)
Lakukan checklist data output apa saja yang dinginkan
4. Untuk melihat hasil resolusi citra bisa menggunakan Global Mapper
Gambar 4. Hasil citra (atas) dan Resolusi spasial citra (bawah)

Untuk tahapan secara detail dan penjelasan menu SASPlanet ada di video ini

Sabtu, 23 April 2016

Unknown Spatial Reference

Bagi teman-teman yang baru mengenal dan bermain dengan ArcGIS, ada beberapa permasalahan yang muncul ketika menggunakannya. Salah satunya adalah “Unknown Spatial Reference”. Kenapa ini bisa muncul?? Karena data yang digunakan belum didefinisikan sistem koordinatnya.

Sistem Koordinat adalah sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis dan geometris, serta standar dan parameter) yang digunakan dalam pendefinisian koordinat dari suatu atau beberapa titik dalam ruang.
Sistem koordinat dikelompokkan berdasarkan :
- Lokasi titik awal ditempatkan
  Meliputi geocentic (titik pusat bumi), topocentric (titik yang ada di permukaan bumi), heliocentric (posisi matahari)
- Jenis permukaan yang digunakan sebagai referensi (bidang datar, bola, ellipsoid)
- Arah sumbu-sumbunya (horizontal dan equator)
  Terdiri dari terikat bumi (earth-fixed) atau terikat langit (space-fixed)
- Besaran yang digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu titik
  Terbagi menjadi jarak -> kartesian (x,y,z) atau sudut dan jarak -> geodetik (lintang, bujur, tinggi)

Kembali ke aplikasinya pada ArcGIS 
a. Pertama kali membuka akan muncul seperti ini. Tidak mendefinisikan besaran satuan (unknown units).
Gambar 1. Permasalahan yang muncul
b. Definisikan sistem koordinatnya.
   Geographic coordinate systems -> koordinat geodetic (lintang, bujur) -> satuan decimal degree.
   Projected coordinate systems -> bermacam-macam proyeksi peta (meter). 
   Kali ini saya menggunakan proyeksi peta yang sering digunakan yaitu UTM (Universal Transverse Mercator).
Gambar 2. Pembagian zona UTM
Gambar 3. Proyeksi peta UTM zone 49S
c. Hasil definisi sistem koordinat seperti dibawah ini.
Gambar 4. Hasil output 
Referensi :
Presentasi Kuliah Sistem Koordinat, Geodesi Undip Semarang
iradafmandaya.wordpress.com 

Untuk step by step bisa dilihat di video berikut.

Senin, 18 April 2016

Tahu Plethok vs Hot Chocolate (2)

Malam minggu??? Palingan jalan, makan, nonton. Udah biasa. Buat yang LDR buatlah malam minggu kalian menyenangkan. Sekali-kali ni ‘cooking time’ buat orang tersayang ( red : bisa pacar, family atau siapapun) engga ada salahnya. Apalagi kalau LDR terus pacarnya pulang. Nilai plus plus bisa jadi. Ngeblog kali ini mau nulis tentang cemilan yang simple, kesukaan mbah kakung saya (red : tahu pletok) dan selalu ada di meja saat berbuka. Tahu plethok ini merupakan makanan khas daerah ngapak (red : tegal/slawi) yang terbuat dari aci. Berhubung tahu pletok yang dijual di pinggir jalan kebanyakan extra minyaknya, pada akhirnya saya mencoba membuatnya.

Tahu plethok
Bahan :                                
4 tahu putih potong diagonal            
100 gr tepung tapioka
25 gr tepung terigu
80ml air panas
2 daun bawang, iris halus
3 siung bawang putih
Kaldu ayam bubuk (royco ayam)
Tepung sajiku
Merica
sambal cocolan :
1 siung bawang putih
1 siung bawang merah
3 cabe setan
kecap manis
garam
Cara membuat :
-Lumuri tahu dengan tepung sajiku. sisihkan
-Haluskan bawang putih, garam, dan merica (bumbu halus)
-Aduk tepung tapioka, terigu, bumbu halus, kaldu ayam bubuk, dan daun bawang (adonan setengah lembek)
-Masukan adonan ke dalam tahu lalu goreng

Hot Chocolate (2)
Bahan : 
Nutella
Susu ultramilk putih (plain)
Cara membuat :
Panaskan susu dan nutella

Sabtu, 09 April 2016

50K Cooking Challenge

Saturday, waktunya coba coba masak. Dapet noted dari beberapa anggota keluarga saya ketika saya menanyakan, "mau makan apa hari ini? enaknya masak apa ya?". Pada dasarnya saya bukan termasuk orang yang expert dalam bidang masak memasak. But always try it ...
List :
1. Bikin milkshake kek (adek)
2. Masak yang gampang aja, pengen makan masakan pedes yang waktu itu (red: ayam geprek)
Ayam geprek jadi makanan favourite keluarga karna sebagian besar keluarga saya penyuka makanan pedas. Sejarah ceritanya, suka banget jajan masakan ini dan lama kelamaan sadar bikin kantong kering. Finally nyontek pas abang jualannya bikin.
3. Pengen coba resep temen (saya)
4. Kalau bapak mah ga comment, apa aja dimakan 
Next cerita ....
Ibu ninggalin uang di meja 50K (red: 50.000), sempet ga yakin cukup atau engga. Mencoba searching resep milkshake (ayam geprek dan ayam coca cola udah punya resepnya). Akhirnya dapet juga dengan sedikit modifikasi dari saya sendiri. 
Saya akan berbagi disini 
Beng- beng Milkshake
Bahan (1-3 porsi) :
2 susu kotak putih ultramilk (200 ml) 
2 buah beng- beng
es batu 
gula pasir (sesuai selera)
Cara membuat :
Blend semua bahan menggunakan blender, bisa tambahkan es krim di atasnya
(berhubung di kulkas engga ada es krim ya seadanya)


Ayam Coca Cola 
Bahan (1-4 porsi) :
8 siung bawang putih 
125 gram daging ayam
1 buah bawang bombay
Cara membuat :
- Iris bawang bombay dan cincang halus bawang putih, kemudian tumis 
- Masukkan daging ayam dan tambahkan coca cola
- Tambahkan garam, bisa juga tambahkan irisan cabe (jika ingin pedas)
- Tunggu sampai kuahnya menjadi kental dan sedikit (mirip semur)

Ayam Geprek
Bahan (1-3 porsi) :
Tepung bumbu ayam (sajiku/ apa aja yang di supermarket)
4 siung bawang putih 
5 cabe setan (sesuai selera)
125 gram daging ayam (bisa fillet/ sayap)
Cara membuat :
- Campurkan ayam kedalam tepung 
- Goreng ayam dalam api sedang 
- Tumbuk kasar bawang putih dan cabe dengan tambahkan 1-2 sdm minyak goreng sisa menggoreng ayam 
- Geprek ayam dengan bumbunya

Proses membuatnya bisa dilihat di bawah ini

Sabtu, 02 April 2016

Keprihatinan di Sektor Pertambangan

Sumber gambar: http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/07/10/090592070/newmont-siap-kembali-ke-meja-perundingan
Saat ini masa kejayaan tambang telah berakhir, sumbangan pendapatan dari sektor ini untuk negara setiap tahunnya mengalami penurunan. Indonesia tidak lagi bisa menikmati kejayaan dunia pertambangan seperti pada era 1970an. Dimana royalti perusahaan mineral dan batubara (minerba) merupakan pendapatan terbesar negara Indonesia.
Hal ini disebabkan dampak eksternalitas negatif dari kegiatan pertambangan. Banyak perusahaan pertambangan yang mengeksplorasi mineral dan batubara secara besar-besaran tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan sejak awal. Selain itu kurangnya pemahaman perencanaan tambang dalam hal penataan pasca tambang dapat merugikan masyarakat (dampak sosial). Sebagai contoh muncul daerah kaya Sumber Daya Alam (SDA) minerba masyarakatnya berada di bawah garis kemiskinan.
Berdasarkan permasalahan di atas, diharapkan perusahaan mineral dan batu bara dapat mengelola dengan baik serta tanggung jawab pada areal yang selesai ditambang melalui kegiatan reklamasi, revegetasi, dan pasca tambang meskipun masa pemulihannya membutuhkan waktu yang lama. Setidaknya areal yang memiliki prospek dalam jangka panjang dapat dilakukan revegetasi untuk mempertahankan kesuburan daerah tersebut. Agar generasi anak dan cucu berkesempatan melihat serta memanfaatkan segala hal yang kita nikmati ini. 
Berhenti melakukan tindak perusakan pada alam dan membangun masa depan di mana setiap orang dapat hidup sejahtera selaras dengan alam.
Seorang Geodet yang Punya Mimpi di Dunia Pertambangan