Sadar engga sadar, di Indonesia,
kita semacam dijejali oleh paradigma bahwa menikah itu sekali seumur hidup maka
prosesi adat dan selebrasinya harus dipersiapkan dg sangat matang, we have to make the most of it, and spread
the joy with as many as possible. Apa iya, harus seperti itu?
Saya memutuskan untuk menulis
artikel ini, cuma untuk membagikan apa yg saya alami menjelang pernikahan. Ini cuma
sekedar share aja mungkin bisa membantu teman-teman mendapatkan referensi
vendor di Semarang.
Hal yg perlu disiapkan menurut
saya :
1. Menentukan
budget dan tanggal nikah (akad dan resepsi)
Saya dan mas Ozi
suka yg engga ribet, kami memilih satu hari acara (akad dan resepsi langsung)
karena lumayan ngehemat biaya dekor, rias, catering dkk dan engga capek. Keputusan
ini kembali lagi ke musyawarah keluarga ya, karena menikah engga cuma dua orang
aja tapi juga “nikahin” keluarganya.
2. Menentukan
konsep pernikahan
Dalam
berdiskusi; kalau saya, case-nya
adalah Ozi selalu logis, dan saya lumayan lembek (tapi batu, nah gimana hayo?).
Untuk memutuskan konsep pernikahan aja lama sekali. At the end, kami berdua memutuskan ngadain acara dengan konsep
sederhana tapi elegan karena kami berpikiran masih banyak hal penting yg harus
dilakuin ketimbang nurutin drama.
Konsep hanya
akad dan runtutan prosesi adat Jawa yang diringkas menjadi pilihan kami dan
keluarga. Acara kecil dengan kehadiran keluarga dan sahabat terdekat (yg tanpa
undangan resmi, sudah bersedia hadir dan cuti kerja).
3. Mulai
cari venue pernikahan
Setelah konsep
dan bulan pernikahan sudah ada. Saya langsung booking venue semi outdoor yang
menyediakan catering, dekorasi serta music-nya (lumayan udah dapet paket
lengkap jadi hemat). Pertimbangan memilih venue ini juga mempertimbangkan
jumlah tamu yang datang ya, karena prinsip 'kenyamanan tamu nomer satu'. Saya
pribadi suka dengan konsep outdoor atau
semi outdoor. Referensi pada saat itu
ada pendopo tamansari banyumanik, balemong resort, vina house, KS15, koenang
resto; akhirnya memutuskan Delman Resto (@delmanresto) yg sesuai dg budget dan
tamu kami yg tidak terlalu banyak.
Suasana Delman Resto Semarang |
Vendor MUA,
attire, photographers, dan lainnya amat sangat mudah kita temukan di Instagram.
Saya berterimakasih pada teknologi yg mempermudah kita untuk mengakses
portal-portal referensi pernikahan seperti bridestory dan sejenisnya. Sesuaikan
aja sama keinginan dan kemampuan serta kerelaan kamu untuk spend berapa. Dikarenakan
venue sudah semi klasik jawa, kami memutuskan memilih riasan solo hijab (mbah
dari Solo) dan ada prosesi panggih yang disederhanakan (mengejar buka puasa dan
kami memang engga mau lama-lama berdiri di pelaminan, capek pakai sepatu
tinggi). Kami menggunakan riasan bu Joko dan tim (@sanggarrias.agung). Mulai
dari baju pengantin, kedua pasang orangtua, dan kakak adik sudah dapat
riasannya (1x ganti baju) sampai acara panggih semua sudah disediakan
(pranatacara juga).
Untuk
photographers menggunakan paramount dan tim (@paramount.photography). Banyak
moment candid yg saya suka, selain itu juga ada wedding clip rangkaian
pernikahan kami. Output yg saya dapatkan yaitu album grup foto, frame foto
minimalis, soft file photo dan video all, wedding clip dan full prosesi, serta
album candid story. Intinya ketika memilih
vendor cari yang banyak pelayanan yg kita dapatkan agar bisa menghemat biaya.
Karena semakin banyak vendor yg kamu gunakan, semakin banyak pengeluarannya.
Jangan lupa list berapa harganya, bandingkan tiap vendor apa kelebihan dan
kekurangannya.
Disini
bermainlah dengan prioritas untuk menghemat budget, kelompokkan list vendor
yang dibutuhkan :
5a.
Souvenir
Souvenir ini kami memutuskan untuk menggunakan @semarangleathersovenir.
Dikarenakan saya kurang feminim akhirnya memilih pouch serbaguna yg bisa masuk
barang apa aja dan design yg simple bisa buat jalan, kondangan, ngantor dkk.
Thanks mba ranidida pengerjaannya cuman seminggu aja dengan hasil yg luar
biasa. Tips vendor souvenir carilah yg satu kota biar ongkirnya engga mahal.
Souvenir spunbounch packaging |
5b.
Undangan
Acara kecil dengan kehadiran keluarga dan sahabat
terdekat pada awalnya tanpa menggunakan undangan resmi, namun kami pada
akhirnya membuat undangan versi digital dan cetak (khusus untuk yang sudah
sepuh dan rekan kerja orang tua) supaya lebih menghormati yang datang. Dibantu dengan
WO dalam waktu kurang dari seminggu sudah jadi.
5c.
Cincin pernikahan
Kami memutuskan menggunakan cincin berwarna hitam, dikarenakan
dari awal saya ingin ketika menikah berbeda dengan pasangan lain pada umumnya
menggunakan berlian, emas putih dll. Cincin kami dari lamaran hingga pernikahan
menggunakan @rock.ologist (lagi-lagi hemat tujuannya)
5d.
Mahar dan Hantaran
Sebelumnya saya membuat list barang-barang apa saja yg
akan masuk ke dalam seserahan. Untuk menghemat dari beberapa komponen jawa
tidak semua saya dan mas Ozi beli, karena saya hanya memasukkan barang-barang yg
habis saja di rumah dan saya pakai sehari-harinya. Buat apa beli barang banyak tapi ujung-ujungnya jarang dipakai?
Mubadzir. Untuk packaging mahar dan hantaran dibantu dengan usaha teman ibu
@dwinigallery_ dengan tema rustic minimalis. Terima kasih sudah menjadi sponsor
kami. Photobooth dan seragam keluarga besar kami hapuskan
karena bukan prioritas utama (berkurang lagi biaya yg kami keluarkan).
5e.
Wedding Organizer
Disini kami memutuskan untuk menggunakan WO karena
saya dan calon suami bukan dari kota yang sama dan pekerjaan kami seorang geodet yang
intensitas untuk bertemu jarang sekali selain itu kedua orang tua kami juga bekerja.
Bayangin gini; sehari-hari udah repot sama kegiatan
sehari-hari di kantor, tiba-tiba ketambahan ngurusin kepanitiaan ‘pernikahan’,
ngga cuma jadi panitia-terkadang sebagian juga berperan ganda menjadi donator dan
investor acara. Belum lagi, di acara ini melibatkan dua organisasi besar, yaitu
keluarga saya dan keluarga calon suami. Yap, kami menggunakan WO untuk jalannya
acara pernikahan kami agar ontime, tertata rapi dan keluarga selesai acara bisa
tidur nyenyak. Tapi ini pilihan ya teman-teman, kalau kalian menggunakan
panitia keluarga sendiri yang tertata rapi juga engga masalah. Kami sudah booking WO
setahun sebelumnya di salah satu pameran wedding traditional jadi harga lebih
murah (tips terakhir, cari WO yg satu kota dengan keluarga agar mudah koordinasinya).
Terima kasih @happyweddingmanagement |