Sabtu, 19 Oktober 2019

Merancang Pernikahan dengan Budget Murah! Konsep Sederhana Tapi Elegan


Sadar engga sadar, di Indonesia, kita semacam dijejali oleh paradigma bahwa menikah itu sekali seumur hidup maka prosesi adat dan selebrasinya harus dipersiapkan dg sangat matang, we have to make the most of it, and spread the joy with as many as possible. Apa iya, harus seperti itu?

Saya memutuskan untuk menulis artikel ini, cuma untuk membagikan apa yg saya alami menjelang pernikahan. Ini cuma sekedar share aja mungkin bisa membantu teman-teman mendapatkan referensi vendor di Semarang.

Hal yg perlu disiapkan menurut saya :
1.       Menentukan budget dan tanggal nikah (akad dan resepsi)
Saya dan mas Ozi suka yg engga ribet, kami memilih satu hari acara (akad dan resepsi langsung) karena lumayan ngehemat biaya dekor, rias, catering dkk dan engga capek. Keputusan ini kembali lagi ke musyawarah keluarga ya, karena menikah engga cuma dua orang aja tapi juga “nikahin” keluarganya.
2.       Menentukan konsep pernikahan
Dalam berdiskusi; kalau saya, case-nya adalah Ozi selalu logis, dan saya lumayan lembek (tapi batu, nah gimana hayo?). Untuk memutuskan konsep pernikahan aja lama sekali. At the end, kami berdua memutuskan ngadain acara dengan konsep sederhana tapi elegan karena kami berpikiran masih banyak hal penting yg harus dilakuin ketimbang nurutin drama.
Konsep hanya akad dan runtutan prosesi adat Jawa yang diringkas menjadi pilihan kami dan keluarga. Acara kecil dengan kehadiran keluarga dan sahabat terdekat (yg tanpa undangan resmi, sudah bersedia hadir dan cuti kerja).
3.       Mulai cari venue pernikahan
Setelah konsep dan bulan pernikahan sudah ada. Saya langsung booking venue semi outdoor yang menyediakan catering, dekorasi serta music-nya (lumayan udah dapet paket lengkap jadi hemat). Pertimbangan memilih venue ini juga mempertimbangkan jumlah tamu yang datang ya, karena prinsip 'kenyamanan tamu nomer satu'. Saya pribadi suka dengan konsep outdoor atau semi outdoor. Referensi pada saat itu ada pendopo tamansari banyumanik, balemong resort, vina house, KS15, koenang resto; akhirnya memutuskan Delman Resto (@delmanresto) yg sesuai dg budget dan tamu kami yg tidak terlalu banyak.


Suasana Delman Resto Semarang
4.       Mulai cari sanggar rias (MUA) dan photographers
Vendor MUA, attire, photographers, dan lainnya amat sangat mudah kita temukan di Instagram. Saya berterimakasih pada teknologi yg mempermudah kita untuk mengakses portal-portal referensi pernikahan seperti bridestory dan sejenisnya. Sesuaikan aja sama keinginan dan kemampuan serta kerelaan kamu untuk spend berapa. Dikarenakan venue sudah semi klasik jawa, kami memutuskan memilih riasan solo hijab (mbah dari Solo) dan ada prosesi panggih yang disederhanakan (mengejar buka puasa dan kami memang engga mau lama-lama berdiri di pelaminan, capek pakai sepatu tinggi). Kami menggunakan riasan bu Joko dan tim (@sanggarrias.agung). Mulai dari baju pengantin, kedua pasang orangtua, dan kakak adik sudah dapat riasannya (1x ganti baju) sampai acara panggih semua sudah disediakan (pranatacara juga).

Untuk photographers menggunakan paramount dan tim (@paramount.photography). Banyak moment candid yg saya suka, selain itu juga ada wedding clip rangkaian pernikahan kami. Output yg saya dapatkan yaitu album grup foto, frame foto minimalis, soft file photo dan video all, wedding clip dan full prosesi, serta album candid story. Intinya ketika memilih vendor cari yang banyak pelayanan yg kita dapatkan agar bisa menghemat biaya. Karena semakin banyak vendor yg kamu gunakan, semakin banyak pengeluarannya. Jangan lupa list berapa harganya, bandingkan tiap vendor apa kelebihan dan kekurangannya.

5.       Mulai cari printilan-printilan yang lain
Disini bermainlah dengan prioritas untuk menghemat budget, kelompokkan list vendor yang dibutuhkan :
5a.       Souvenir
Souvenir ini kami memutuskan untuk menggunakan @semarangleathersovenir. Dikarenakan saya kurang feminim akhirnya memilih pouch serbaguna yg bisa masuk barang apa aja dan design yg simple bisa buat jalan, kondangan, ngantor dkk. Thanks mba ranidida pengerjaannya cuman seminggu aja dengan hasil yg luar biasa. Tips vendor souvenir carilah yg satu kota biar ongkirnya engga mahal.
Souvenir spunbounch packaging
5b.       Undangan
Acara kecil dengan kehadiran keluarga dan sahabat terdekat pada awalnya tanpa menggunakan undangan resmi, namun kami pada akhirnya membuat undangan versi digital dan cetak (khusus untuk yang sudah sepuh dan rekan kerja orang tua) supaya lebih menghormati yang datang. Dibantu dengan WO dalam waktu kurang dari seminggu sudah jadi.
Undangan model rustic
5c.       Cincin pernikahan
Kami memutuskan menggunakan cincin berwarna hitam, dikarenakan dari awal saya ingin ketika menikah berbeda dengan pasangan lain pada umumnya menggunakan berlian, emas putih dll. Cincin kami dari lamaran hingga pernikahan menggunakan @rock.ologist (lagi-lagi hemat tujuannya)
5d.       Mahar dan Hantaran
Sebelumnya saya membuat list barang-barang apa saja yg akan masuk ke dalam seserahan. Untuk menghemat dari beberapa komponen jawa tidak semua saya dan mas Ozi beli, karena saya hanya memasukkan barang-barang yg habis saja di rumah dan saya pakai sehari-harinya. Buat apa beli barang banyak tapi ujung-ujungnya jarang dipakai? Mubadzir. Untuk packaging mahar dan hantaran dibantu dengan usaha teman ibu @dwinigallery_ dengan tema rustic minimalis. Terima kasih sudah menjadi sponsor kami. Photobooth dan seragam keluarga besar kami hapuskan karena bukan prioritas utama (berkurang lagi biaya yg kami keluarkan).

5e.       Wedding Organizer
Disini kami memutuskan untuk menggunakan WO karena saya dan calon suami bukan dari kota yang sama dan pekerjaan kami seorang geodet yang intensitas untuk bertemu jarang sekali selain itu kedua orang tua kami juga bekerja.
Bayangin gini; sehari-hari udah repot sama kegiatan sehari-hari di kantor, tiba-tiba ketambahan ngurusin kepanitiaan ‘pernikahan’, ngga cuma jadi panitia-terkadang sebagian juga berperan ganda menjadi donator dan investor acara. Belum lagi, di acara ini melibatkan dua organisasi besar, yaitu keluarga saya dan keluarga calon suami. Yap, kami menggunakan WO untuk jalannya acara pernikahan kami agar ontime, tertata rapi dan keluarga selesai acara bisa tidur nyenyak. Tapi ini pilihan ya teman-teman, kalau kalian menggunakan panitia keluarga sendiri yang tertata rapi juga engga masalah. Kami sudah booking WO setahun sebelumnya di salah satu pameran wedding traditional jadi harga lebih murah (tips terakhir, cari WO yg satu kota dengan keluarga agar mudah koordinasinya).
Terima kasih @happyweddingmanagement