Kamis, 31 Maret 2016

Pemetaan partisipatif

Di Indonesia, pemetaan partisipatif telah banyak dilakukan oleh berbagai komunitas. Pemetaan partisipatif merupakan metode pengambilan data dan informasi di lapangan yang melibatkan partisipatif aktif dari masyarakat desa sebagai perencanaan dan pemberi informasi. Pemetaan partisipatis diharapkan bisa menjadi salah satu sumber data spasial alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan dalam berbagai keperluan. Sebagai mahasiswa kita bisa mengaplikasikan kegiatan ini secara sederhana dalam salah satu program kerja KKN (Kuliah Kerja Nyata) terutama untuk Geodesi, Geografi, maupun Planologi.
Sebagai contoh disini adalah peta batas desa/dusun, peta Raskin/ BLT, dan peta rawan bencana.

Salah satu contoh hasil peta rawan bencana tanah longsor
Berikut langkah awal yang dilakukan untuk pembuatan peta partisipatif :
a. Kenali gambaran umum lokasi dan permasalahan yang terjadi. 
   Untuk mendapatkan informasi ini bisa dengan menanyakan kepada perangkat desa yang bersangkutan atau turun langsung ke lapangan serta melakukan wawancara kepada masyarakat (data primer).
b. Menyiapkan citra.
   Citra yang digunakan untuk pemetaan ruang lingkup desa pada  umumnya menggunakan citra beresolusi tinggi. Salah satu cara mendapatkan citra resolusi tinggi (free) dapat didownload menggunakan SASPlanet (red: Citra Resolusi Tinggi Gratis??).
c. Menyiapkan data administrasi (peta dasar) dan shp pendukung. 
   Data shp yang dibutuhkan meliputi shp jalan, sungai dan batas desa dari instansi yang berwenang (BAPPEDA, BIG, Dinas Pertanian dan lain- lain)
d. Keikutsertaan (pendampingan) masyarakat dalam proses pembuatan peta.
Pendampingan pak Carik dalam kegiatan tracking batas desa
Untuk pembuatan setiap contoh tema peta di atas akan dibahas bertahap di blog ini. Beberapa hasil peta dari penulis dapat didownload disini